Tidak mengkultuskan
Semua anak mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin
Raam Punjabi
Padahal, selain pernah sebentar menghabiskan masa kecilnya di Indonesia praktis belum ada sumbangan nyata Barack Obama bagi Indonesia.
Namun, kenyataan ini tidak menyurutkan Direktur Utama Multivision Plus Raam Punjabi mengangkat kisah Obama kecil ke layar lebar. Apakah ini tidak berarti film ini coba mengkultuskan Barack Obama?
"Sama sekali tidak. Kami tidak membicarakan Obama sekarang tapi masa kecilnya di Indonesia, beradaptasi di Indonesia. Kami hanya berbicara niat seorang anak yang pernah tinggal di Indonesia tapi kini bisa memimpin sebuah negara adi kuasa," kata Raam Punjabi.
Raam menambahkan film ini sebenarnya tak hanya melulu mengisahkan kehidupan Obama di Indonesia namun ada pesan moral yang ingin disampaikan.
"Pesan moralnya adalah semua anak adalah istimewa untuk keluarganya dan semua anak mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin," tambah Punjabi.
Dengan memasang sosok Obama yang sangat populer di Indonesia, apakah berarti Raam Punjabi yakin film ini akan diminati penonton dan meraup keuntungan?
"Saya tidak mencari keuntungan saja. Keuntungan saya adalah pesan yang diterima para penonton. Jika 50 persen atau 10 persen saja para penonton atau anak-anak kita memahami pesan film ini maka saya sudah merasa berhasil," tandas Punjabi.
Agak berlebihan
"Film dan patung dua hal yang berbeda. Jika patung yang kemudian didirikan di sebuah tempat bisa dimaknai monumen. Sedangkan film kan seperti buku atau lainnya, jadi biasa saja," kata Heru.
Namun, Heru menilai memang agak terlalu cepat mengangkat Barack Obama ke layar lebar. Apalagi, tambah Heru, selama dua tahun pemerintahannya Obama belum menunjukkan kesuksesan.
Selain itu, Heru mengakui, memang agak berlebihan mengangkat kisah masa kecil Obama ke layar lebar.
"Hanya karena Obama pernah tinggal di Indonesia, nampaknya apresiasi kepada dia terlalu berlebihan. Padahal dia nampaknya tidak terlalu peduli dengan Indonesia. Buktinya, dia terus membatalkan kunjungannya ke Indonesia," tandas Heru.
Meski menganggap film Obama ini berlebihan, Heru menegaskan dia tidak akan menggalang keberatan, seperti melayangkan gugatan class action seperti yang dilakukan terhadap pendirian patung Obama kecil di Taman Menteng.
Yang jelas, bagi anak-anak yang sempat menonton, mereka menganggap film kisah masa kecil Obama ini cukup menyenangkan.
"Filmnya seru. Jadi kita harus berusaha keras meraih cita-cita seperti Barry," kata Anita seorang siswa kelas empat sekolah dasar.
"Di film Barry dan teman-temannya selalu berusaha keras, jadi ketika besar mereka semua berhasil meraih cita-citanya," kata Andreas siswa kelas lima sekolah dasar.
Multivision Plus sebelumnya berencana merilis film ini pada pertengahan Juli, sesuai rencana kedatangan Presiden Barack Obama ke Indonesia. Namun, sayangnya Presiden Obama kembali batal berkunjung karena harus menyelesaikan masalah kebocoran pengeboran minyak di Teluk Meksiko.
0 komentar:
Posting Komentar